BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENDIDIKAN



BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENDIDIKAN
Oleh : Fikri Farikhin,M.Pd.I

A. Urgensi Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan

Ada pernyataan bahwa bimbingan identik dengan pendidikan. Artinya apabila seseorang melakukan kegiatan mendidik berarti ia juga sedang membimbing; sebaliknya apabila seseorang melakukan aktivitas membimbing (memberikan pelayanan bimbingan), berarti ia juga sedang mendidik. Berkenaan dengan pernyataan diatas, timbul pertanyaan: mengapa pelayanan bimbingan dan konseling masih diperlukan dalam dunia pendidikan"? atau "mengapa pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan dalam proses pendidikan baik di sekolah maupun di madrasah?" Paparan berikut mencoba menjawab pertanyaan di atas.

Pelayanan bimbingan dan konseling (disingkat BK) bisa dilakukan dalam setting lembaga pendidikan (sekolah atau madrasah), keluarga, masyarakat, organisasi, industri, dan lain sebagianya. Pembahasan dalam buku ini menfokuskan pada pelayanan bimbingan dan konseling dalam setting lembaga pendidikan formal (sekolah atau madrasah). Awalnya, bimbingan dan konseling tidak diperuntukkan bagi dunia pendidikan. Tetapi, dalam perkembangannya diterapkan dalam dunia pendidikan.

Berbagai fenomena perilaku peserta didik dewasa ini seperti tawuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan psikotropika, perilaku seksual menyimpang, degradasi moral, pencapaian hasil belajar yang tidak memuaskan, tidak lulus ujian, gagal UN (Ujian Nasional) dan lain sebagainya, menunjukkan bahwa tujuan pendidikan yang salah satu upaya pencapaiannya melalui proses pembelajaran, belum sepenuhnya mampu menjawab atau memecahkan berbagai persoalan tersebut di atas. Hal ini mengindikasikan perlu adanya upaya pendekatan selain proses pembelajaran guna memecahkan berbagai masalah tersebut. Upaya tersebut adalah melalui pendekatan bimbingan dan konseling yang dilakukan di luar situasi proses pembelajaran.

Selain alasan di atas, ada beberapa alasan mengapa pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan dalam dunia pendidikan terutama dalam lingkup sekolah atau madrasah. Alasan tersebut adalah:

Pertama: perkembangan IPTEK. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian cepat menimbulkan perubahan-perubahan dalam berbagai sendi kehidupan seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, industri, dan lain sebagainya. Di satu sisi, perekembangan IPTEK juga berdampak pada berkembangnya sejumlah karier atau jenis lapangan pekerjaan tertentu. Di sisi lain, perkembangan IPTEK akan membawa dampak pada timbulnya masalah hubungan sosial, tenaga ahli, lapangan pekerjaan, pengangguran, dan lain sebagainya. Selain itu, perkembangan IPTEK juga membawa dampak positif dan negatif. Seiring dengan hal tersebut, lajunya pertumbuhan penduduk juga semakin menambah kompleksnya masalah.

Kondisi-kondisi seperti di atas berdampak pula pada kehidupan individu baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Individu dihadapkan pada situasi yang penuh dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dan kompleks. Berbagai persoalan yang dihadapi individu seiring dengan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan itu antara lain: jenis dan pola kehidupan, hubungan sosial antar individu, kesempatan memperoleh pendidikan, kesempatan memperoleh pekerjaan, persaingan antar individu, dan lain sebagainya. Dalm kondisi sepertiitu, individu dituntut untuk mampu menghadapi berbagai masalah seperti kemampuan menyesuaikan diri (adaptasi), perencanaan dan pemilihan pekerjaan, perencanaan dan pemilihan pekerjaan, masalah hubungan sosial, keluarga, masalah-masalah pribadi dan lain sebagainya. tidak semua individu mampu mengatasi masalahnya sendiri. dalam keadaaj seperti itu ia perlu mendapatkan bimbingan (bantuan) dari orang lain.

Berbagai problem yang amat kompleks sebagai akibat perkembangan IPTEK seperti disebutkan di muka, juga berpengaruh  dalam dunia pendidikan khususnya dalam lingkup sekolah dan madrasah. Oleh karena itu, lembaga pendidikan tidak dapat melepaskan diri dari situasi kehidupan seperti dikemukakan di atas, dan memiliki tanggung jawab untuk membantu para siswa baik sebagai pribadi maupun sebagai calon anggota masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah madrasah bertanggung jawab mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas, sekolah (madrasah) belum cukup untuk menyiapkan peserta didik untuk terjuan ke masyarakat secara berhasil. Peserta didik hendaknya dibantu agar apa yang mereka terima dari sekolah dapat menjadi bekal guna menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan mampu menghadapi masalah-masalah yang dihadapinya. Dalam kondisi seperti itu layanan bimbingan dan konseling sangat diperlukan.

Proses pembelajaran di dalam kelas memiliki waktu yang terbatas. Di satu sisi pendidik (guru) dituntut untuk menyampaikan pengetahuan seluas-luasnya kepada peserta didik. Di sisi lain, sesuai fungsinya sebagai pembimbing, guru pun dituntut membantu memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi oleh peserta didik dalam proses pemebelajaran. Merupakan suatu hal yang amat sulit apabila keduanya dilakukan pada saat yang bersamaan ketika melakukan proses pembelajaran. Untuk itu perlu adanya layanan bimbingan dan konseling di luar kegiatan proses pembelajaran guna membantu peserta didik memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya.































Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama